*) Artikel ini ditulis oleh Irmal Gunawan, S. Pd., Gr. Beliau adalah salah seorang PTK berprestasi di SMP Negeri 1 Mangkutana yang mendapatkan beasiswa S2 di salah satu Universitas Negeri terkemuka di Makassar.
Dewasa ini kita sedang menghadapi era revolusi industri keempat yang dikenal dengan istilah revolusi industri 4.0. Pada era ini terjadi perubahan yang begitu pesat dalam tatanan kehidupan manusia tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Era revolusi industri 4.0 atau dikenal juga dengan era digital terjadi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan secara penuh (internet of things, artificial intelligence, human machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing) sehingga proses pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu, kapan pun dapat belajar dan dimana pun adalah tempat belajar.
Menurut Indra Charismiadji, ada tiga hal yang perlu diubah dari sisi edukasi di Indonesia yakni: (1) mengubah sifat dan pola pikir anak-anak muda generasi milenial Indonesia saat ini; (2) pentingnya peran sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat generasi penerus bangsa; dan (3) pengembangan kemampuan institusi pendidikan untuk mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini.
Tantangan kita kedepan tidak hanya berbicara terkait bagaimana memperoleh pendidikan dengan mengandalkan kemampuan kognitif semata di bangku sekolah tetapi juga bagaimana memperoleh keterampilan yang mumpuni dalam menjawab tantangan bonus demografi sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja yang sudah sebagian besar berbasis teknologi. Sebut saja di beberapa negara maju seperti Jepang dan Tiongkok yang telah memanfaatkan robot sebagai tenaga kerja. Oleh sebab itu, kualitas pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan.
Selain itu, guna meningkatkan kualitas pendidikan di era 4.0 dalam menjawab tantangan bonus demografi maka diperlukan perubahan pola pikir dengan cara mengikuti arus perubahan teknologi informasi namun masih tetap mengedepankan karakter. Dengan memperbanyak literasi dan numerasi yang dibarengi dengan kemampuan 4C (critical thinking, communication, collaboration, creativity and innovation) diharapkan mampu menjadi generasi pencipta lapangan kerja bukan pencari kerja. Penting juga diperlukan penguatan pendidikan karakter dengan mampu mengolah 4 (empat) hal yakni olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga sehingga perkembangan teknologi informasi tak akan pernah mampu menggantikan manusia namun menjadi alat bantu dalam mempercepat proses perubahan.
Sejatinya pembelajaran di era revolusi industri 4.0 merupakan pembelajaran yang dapat:
- Dilaksanakan di mana saja dan kapan saja (learning can be taken place anytime anywhere)
- Dilaksanakan secara personal (learning will be personalized to individual students)
- Pembelajaran langsung melalui pengalaman lapangan seperti magang, bimbingan proyek dan proyek kolaborasi (students will be exposed to more hands-on learning through field experience such as internships, mentoring projects and collaborative projects)
- Pembelajaran berbasis proyek (students will be exposed to more project-based learning)
- Pembelajaran berupa aplikasi praktik
- Pembelajaran dievaluasi bukan diuji
- Kepemilikan pembelajaran oleh siswa
- Pembelajaran yang selalu membuka ruang untuk siswa dalam berinovasi dan berkreasi
Oleh sebab itu, diperlukan pemerataan dan pemenuhan akses, sarana dan prasarana serta kualitas lulusan yang mampu bersaing dengan tuntutan perkembangan. Dengan demikian, pada era ini guru dituntut untuk dapat adaptif dengan zaman dan mampu menguasai teknologi agar dapat menyesuaikan dengan peserta didik. Seorang guru harus mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar pada setiap jenjang pendidikan. Upaya ini dilakukan agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan kompetensi tak terbatas, meskipun teknologi informasi dan komunikasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar diperoleh dengan begitu cepat dan mudah namun peran guru tak akan pernah dapat tergantikan oleh kemajuan teknologi tersebut.
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan. Untuk memenangkan persaingan, para penyelenggara pendidikan harus memiliki spirit selalu berada di depan perubahan dengan jaminan bahwa mereka akan sampai lebih dulu di garis finis, karena persaingan adalah adu cepat untuk mencapai garis finis. Di masa ini diperlukan lembaga pendidikan yang bermutu. Lembaga pendidikan yang mengedepankan mutu akan menghasilkan lulusan yang bermutu pula. Namun, di era persaingan yang ketat ini, mutu saja tidaklah cukup untuk membangun lembaga pendidikan yang sukses, para pengelola lembaga pendidikan harus mampu menjadikan lembaganya berdaya saing sehingga mampu menjawab tantangan bonus demografi yang sedang dihadapi saat ini.(IG)
Read 1701x